About me ....

Foto saya
Yogyakarta terdamai, Yogyakarta, Indonesia
Lahir di desa Pokoh, Wedomartani, Ngemplak sleman, Yogyakarta sebagai anak kedua dari empat bersaudara, cowok semua... Riwayat pendidikan dari SD berada di SD pokoh 1 taon 1995-2001, kemudian SMP ada di SMP 1 Ngemplak pada tahun 2001-2004. Tyus lanjutin SMA di SMA 1 Ngaglik taon 2004-2007.Terus aku nerusin kuliah di Politekinik Kesehatan Depkes Yogyakarta ambil Jur. Analis Kesehatan. Dan sekarang aku dah kerja di International Eka Hospital Pekanbaru.

Rabu, 11 Maret 2009

Alkalinitas

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm.

Kapasitas pem-buffer-an

Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga dapat bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH air. Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan istilah Kapasitas pem-buffer-an pH.

Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan proses sbb:

CO2 + H2O <==> H2CO3 <==> H+ + HCO3- <==> CO3-- + 2H+

CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air. Sedangkan H(+) merupakan sumber kemasaman.

Mekanisme diatas merupakan reaksi bolak-balik, artinya reaksi bisa berjalan ke arah kanan (menghasilkan H+) atau ke arah kiri (menghasilkan CO2). Oleh karena itu, apabila seseorang mencoba menurunkan pH dengan memberikan "asam-asaman" artinya menambahkan H+ saja maka (seperti ditunjukan mekanisme diatas). H+ tersebut akan segera diikat oleh CO3 dan reaksi bergerak kekiri menghasilkan CO2, (CO2 ini akhirnya bisa lolos ke udara). Pada saat asam baru ditambahkan, pH akan terukur rendah, tapi setelah beberapa waktu kemudian, ketika reaksi mulai bergerak ke kiri,pH akan kembali bergerak ke angka semula. Itulah hukum alam, dan karena itu pulalah kita masih bisa menemukan ikan di alam sampai saat sekarang. Dengan demikian penurunan pH tidak akan efektif kalau hanya dilakukan dengan penambahan asam saja. Untuk itu, cobalah pula usahakan untuk menurunkan alkalinitasnya. Kalaupun dipaksakan hanya dengan penambahan asam maka jumlahnya harus diberikan dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi alkalinitasnya terlebih dahulu, seperti ditunjukkan pada reaksi diatas.

Alkalinitas dan kesadahan merupakan dua komponen penting penentu kualitas air yang seringkali membuat kita agak sulit untuk membedakan keduanya. Biasanya, kesulitan itu disebabkan oleh satuan yang digunakan, yakni ppm CaCO3 (sama dengan mg/L). Total alkalinitas menunjukkan kuantitas basa di dalam air – apakah itu bikarbonat, karbonat, fosfat, hidroksida, dll. Kesadahan menunjukkan konsentrasi garam divalent (umumnya tersusun karena adanya kalsium, magnesium, besi, dll. Namun, satu hal yang khas dalam alkalinitas adalah kemampuannya untuk mempertahankan perubahan pH melalui kapasitas pem-buffer-an yang dimilikinya.

Kesa dahan dan alkalinitas dapat digambarkan seperti persamaan di bawah ini:

CaMg(CO3)2 <===> {Ca2+ + Mg2+} kesadahan + 2CO32- (alkalinitas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar