About me ....

Foto saya
Yogyakarta terdamai, Yogyakarta, Indonesia
Lahir di desa Pokoh, Wedomartani, Ngemplak sleman, Yogyakarta sebagai anak kedua dari empat bersaudara, cowok semua... Riwayat pendidikan dari SD berada di SD pokoh 1 taon 1995-2001, kemudian SMP ada di SMP 1 Ngemplak pada tahun 2001-2004. Tyus lanjutin SMA di SMA 1 Ngaglik taon 2004-2007.Terus aku nerusin kuliah di Politekinik Kesehatan Depkes Yogyakarta ambil Jur. Analis Kesehatan. Dan sekarang aku dah kerja di International Eka Hospital Pekanbaru.

Jumat, 08 April 2011

Lemak, Kolesterol, dan Trigliserida

Di dalam darah 3 jenis lemak dasar, yaitu kolesterol, trigliserida dan fosfolipid.Oleh karena sifat lemak yang tidak dapat larut dalam air (sedangkan darah kita terdiri dari air sebagai komponen utama), maka 3 bentuk lemak tersebut harus bercampur dengan zat pelarut untuk dapat beredar dalam darah. Zat tersebut adalah suatu jenis protein yang disebut Apoprotein (disngkat Apo). Senyawa lemak (gabungan dari 3 jenis lemak diatas) yang bergabung dengan Apo membentuk lipoprotein (LP). Jadi LP adalah kolesterol + trigliserida + fosfolipid + Apo.

Lipoprotein (LP) berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak dan komposisi Apo. Perbedaan tersebut membuat terdapat beberapa jenis LP yaitu HDL, LDL, IDL, VLDL, kilomikron dan Lp(a). Jadi harus dimengerti bahwa istilah HDL atau LDL dll itu adalah suatu bentuk gabungan kolesterol, trigliserid, fosfolipid dan protein

Perbedaan Lipoprotein

Agar tidak terlalu membingungkan, disini saya hanya akan membahas HDL, LDL, VLDL.

HDL (high density lipoprotein) adalah bentuk LP yang memiliki komponen kolesterol paling sedikit. Dibentuk di usus dan hati, HDL ini akan menyerap kolesterol bebas dari pembuluh darah, atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag, kemudian membawanya ke hati, hal inilah yang membuat HDL dijuluki kolesterol baik (walau istilah ini tidak tepat setelah kita mengerti apa itu LP).

VLDL (very low density LP) adalah LP yang dibentuk di hati yang kemudian akan diubah di pembuluh darah menjadi LDL (low density LP). Bentuk LP ini memiliki komponen kolesterol paling banyak dan akan membawa kolesterol tersebut ke jaringan seperti dinding pembuluh darah.

Resiko

Bila kadar kolesterol di pembuluh darah tinggi, hal ini akan membuat diameter pembuluh darah menjadi sempit, (analogikan dengan selang air yang dinding dalamnya tertutup oleh lumut, maka aliran air tidak akan lancar). Pada keadaan yang berat dimana terjadi sumbatan total dari pembuluh darah maka akan terjadi kerusakan organ, misalkan bila pembuluh koroner yang tertutup, maka terjadi serangan jantung, atau bila pembuluh darah otak yang tertutup akan terjadi stroke.

HDL akan membawa kolesterol bebas dari pembuluh darah ke hati sehingga diameter pembuluh akan melebar, sedangkan bila kadar VLDL dan LDL tinggi maka akan terjadi hal sebaliknya yang akan memperberat penyempitan pembuluh darah.

Apakah trigliserida juga berbahaya bagi tubuh kita?

Seperti sudah dijelaskan, bahwa trigliserida (TG) adalah salah satu bentuk dari 3 lemak dasar manusia. Tidak seperti kolesterol yang disimpan dalam jaringan hati atau dinding pembuluh darah, TG akan disimpan dalam sel lemak dibawah kulit (yang menjadikan six pack abssangat sulit diperoleh). Apa artinya bila kadar TG tinggi?apakah berbahaya?. Kadar TG yang tinggi akan merubah metabolisme VLDL menjadi suatu bentuk large VLDL. Bentuk L-VLDL ini akan menjadi LDL yang sangat mudah teroksidasi dan merusak HDL yang pada akhirnya akan memperberat kandungan kolesterol pembuluh darah.

Berapa kadar yang baik?

Kolesterol total:

<200 : optimal

200-239 : diinginkan

>240 : tinggi

LDL

<100 : optimal

100-129 : mendekati optimal

>130 : tinggi

HDL

>40/>50 :optimal (pria/wanita)

Trigliserida

<150 :optimal

150-200 : medekati optimal

>200 : tinggi

Jadi bagi teman2 yang pol makannya tidak teratur,nah mulai sekarang jaga pola makan dan biasakan untuk hidup sehat.

Kamis, 12 Maret 2009


ULTRASTRUKTUR
S E L
BAKTERI


 Pengamatan Leeuwenhoek (1675)
dg mikroskop sederhananya baru dapat menunjukkan penampilan kasar
dari mikroorganisme

 Awal 1940-an
mulai ada mikroskop elektron
dengan resolusi
jauh lebih tinggi mampu menunjukkan struktur halus mikroorganisme

 Struktur halus mikroorganisme memberikan kemajuan tidak ternilai bagi pengetahuan mikrobiologi
mengenai :
komponen sel
komposisi kimiawi
sifat
fungsi
sitologi biokimiawi
telaah penggunaan
pengendalian kuman, dsb.
Walaupun bakteri amat kecil namun mudah diukur dengan tepat dengan mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer okular
.
 Mikrometer pentas diletakkan di atas pentas di bawah obyektif dan mikrometer okular disisipkan di dalam lensa mata,
pada perbesaran kuat tampak kedua mikrometer itu berimpit atas bawah yang langsung bisa dibandingkan dan dihitung besarnya suatu sel dengan kalibrasi.


Ukuran sel bakteri
.




Sel prokariota
strukturnya
lebih sederhana
dari sel eukariota,
tetapi struktur
dinding selnya
lebih kompleks.
An animal cell






Struktur sel bakteri






Nukleus / inti
Dengan pewarnaan Feulgen (mewarnai molekul DNA) inti sel prokariota dapat dilihat dengan mikroskop cahaya
Dengan mikroskop elektron tampak inti tidak mempunyai membran inti, di dalamnya terdapat benang DNA (DNA fibril) yang bila diekstraksi berupa molekul tunggal/utuh dengan BM 2-3 x 109 , benang DNA atau kromosom ini panjangnya ± 1 mm.
Ekstraksi DNA dengan melisiskan dinding sel secara hati-hati, disentrifugasi, maka benang DNA akan terpisah dan dapat dimurnikan
Nukleus / inti
Sitoplasma
Sel prokariota tidak mempunyai mitokondria atau kloroplast, enzim-enzim untuk transport elektron bekerja pada lamellae di bawah membran sel.
Bakteri menyimpan makanan cadangan berupa granula sitoplasma, sebagai sumber karbon atau granula dikonversi menjadi sumber nitrogen bila protein berkurang jumlahnya.
Pada jenis bakteri tertentu granula sitoplasma menyimpan pula sulfur, fosfat inorganik (granula volutin), pada korinebakteria disebut granula metakromatik.
Membran sitoplasma
Struktur dari fosfolipid dan protein, membran sel prokariota tidak mengandung sterol kecuali genus Mycoplasma.
Pada tempat-tempat tertentu membran sel terdapat lekukan ke dalam (convoluted invagination) disebut “mesosom” :
1. Septal mesosom berfungsi dalam pertumbuhan sel, kromosom bakteri (DNA) melekat pada septal mesosom.
2. Lateral mesosom.
Membran sitoplasma
Membran sitoplasma
Membran sitoplasma
Membran sitoplasma
Fungsi membran sitoplasma

Sebagai tempat transport bahan makanan secara selektif
Pada jenis aerob sebagai tempat transport elektron dan oksidasi-fosforilasi
Tempat ekspresi eksoenzim hidrolitik
Mengandung enzim, molekul-molekul yang berfungsi pada biosintesa DNA, polimerisasi dinding sel dan lipid membran (fungsi biosintetik)
Mengandung reseptor dan protein untuk sistim kemotaktik
Dinding sel
Terdiri atas lapisan peptidoglikan/murein/ mukopeptida Meskipun tekanan osmotik tinggi (5-20 atm) tetapi sel kuman tidak pecah sebab dinding sel amat kuat. transport aktif yang meninggikan konsentrasi larutan dalam sel
Respon bakteri terhadap pewarnaan Gram dapat dibedakan positif Gram dan negatif Gram, mula-mula sel kuman diwarnai dengan ungu kristal, iodium, dan dicuci alkohol aseton. Bakteri Gram negatif kehilangan warna ungu sedangkan Gram positif tetap mempertahankan warna ungu.
Dinding sel
Dinding sel
Dinding sel
Komposisi kimiawi dinding sel
 Lapisan peptidoglikan terdiri atas polimer yang tersusun 3 bahan pembangun :
1. N-asetilglukosamin (AGA)
2. Asam N-asetilmuramat (AAM)
3. Peptida terdiri atas asam amino :
L-alanin, D-alanin, asam D-glutamat,
lisin/asam diaminopimelat.
Fungsi lain dinding sel
1. Berperanan penting dalam proses
pembelahan sel
2. Tempat melaksanakan biosintesa
pembentukan dinding sel
3. Lapisan tertentu dinding sel merupakan
determinan dari antigen permukaan kuman
4. Pada kuman Gram negatif lapisan dinding sel
mengandung lipopolisakarida (LPS) yang
mempunyai aktivitas endotoksin, dimana
pada binatang LPS bersifat toksik
Dinding sel
Dinding sel
Dinding sel bakteri Gram positif dan negatif
Dinding sel bakteri Gram positif dan negatif
Kapsul
 Banyak sel bakteri mensintesa polimer ekstrasel (polisakarida) yang berkondensasi membentuk lapisan di sekeliling sel disebut kapsul.
 Pada medium agar kuman berkapsul tampak koloninya berlendir
 Kuman berkapsul lebih tahan terhadap fagositosis dari daya pertahanan tubuh hospes
 Kapsul kuman Streptococcus mutans dapat melekat erat pada gigi, memproduksi asam, menyebabkan karies gigi.
Capsules and slime layers
Kapsul
 Banyak sel bakteri mensintesa polimer ekstrasel (polisakarida) yang berkondensasi membentuk lapisan di sekeliling sel disebut kapsul.
 Pada medium agar kuman berkapsul tampak koloninya berlendir
 Kuman berkapsul lebih tahan terhadap fagositosis dari daya pertahanan tubuh hospes
 Kapsul kuman Streptococcus mutans dapat melekat erat pada gigi, memproduksi asam, menyebabkan karies gigi.
Flagel
Bagian kuman berbentuk benang terdiri atas protein flagellin, berdiameter 12-30 nm, sebagai alat gerak.
Bila suspensi kuman berflagel dikocok kuat maka flagel dapat rontok, tetapi akan tumbuh lagi dalam 3-6 menit.
Ada empat jenis flagel :
1. Monotrik : tunggal di bagian ujung kuman
2. Lofotrik : seberkas di satu ujung
3. Amfitrik : satu atau lebih di kedua ujung kuman
4. Peritrik : tersebar merata di kedua ujung kuman


Flagel
Flagel
Flagel sebagai motor penggerak bakteri
Flagel sebagai motor penggerak bakteri
Flagella
Pili / fimbria
Pili / fimbria
Pili (synonym: fimbriae)
E n d o s p o r a

E n d o s p o r a
E n d o s p o r a
E n d o s p o r a
E n d o s p o r a
Spora terdiri dari :
Peristiwa sporulasi
Peristiwa germinasi menjadi sel vegetatif
1. Aktivasi : diawali oleh adanya zat yang dapat dapat merusak coat seperti panas,
asam sulfihidril
2. Inisiasi : spora melakukan germinasi menggunakan sumber makanan
dari lingkungannya.
3. Outgrowth : terjadi degradasi korteks, sel vegetatif keluar dan hidup
seperti semula (normal).
Peristiwa germinasi menjadi sel vegetatif




Capsules and slime layers
Pili (synonym: fimbriae)
Flagella
An animal cell

KLASIFIKASI
TAKSONOMI
KUMAN


Sistim klasifikasi dan determinasi kuman yang menggambarkan sifat-sifat kuman secara terperinci ada pada buku “Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology” (edisi 8, 1974).

Seluruh kegiatan pengklasifikasian, penamaan, dan pengidentifikasian kuman disebut “Sistematika Mikroba” yang meliputi :
Taksonomi/klasifikasi
penataan sistematik organisme ke dalam
kelompok atau kategori taksa (takson:tunggal).
2. Nomenklatur
penamaan satuan-satuan berdasarkan
cirikhasnya
3. Identifikasi
penggunaan kriteria yang ditetapkan untuk
menentukan klasifikasi dengan pencirian dan
deskripsi yang sudah dikenal.


Kategori taksonomi
Kingdom/dunia : seluruh organisme di
dalam hierarki ini.
2. Filum/divisi : sekelompok kelas yang
berkerabat
3. Kelas : sekelompok ordo yang serupa
4. Ordo : sekelompok famili yang serupa
5. Famili : sekelompok genus yang serupa
6. Genus : sekelompok spesies yang serupa
7. Spesies : sekelompok organisme berkerabat
dekat yang individu-individunya di
dalam kelompok tersebut sebagian
besar ciri-cirinya serupa.

Contoh klasifikasi prokariota uniseluler
Kingdom : Procaryotae
Phylum : Bacteria
Class : Schizomycetes
Order : Actinomycetales
Family : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
Species : Mycobacterium
tuberculosis


Nomenklatur sistim biner
Linnaeus (1753)
menggunakan dua kata Latin genus dan spesies (epitheton specificum)
 nama genus diawali huruf besar
 nama spesies selalu dengan huruf kecil
 selalu dicetak miring
 atau “digaris bawah secara terpisah”

Nama kuman dapat berasal dari kata baru atau nama penyelidik / penemu yang disesuaikan dalam bahasa Latin/dilatinkan
(nama ilmiah)
Contoh : Bacillus : batang Micrococcus : butir kecil Clostridium : pintalan halus Clostridium welchii : ditemukan oleh Welch Pasteurella : dari nama Pasteur Erwinia : dari nama Erwin Salmonella : dari nama Salmon

Contoh :
Salmonella typhi : merupakan penyebab
tifoid
Salmonella pullorum : ditemukan pada
ayam
Brucella : dari nama Bruce
Brucella abortus : penyebab abortus
pada ternak
Hemophilus influenzae : pertama kali
diisolasi dari
penderita influenza.

Nama kuman disebut sehari-hari (nama umum), contoh :
Gonokokus / go : Neisseria gonorrhoeae
Pneumokokus : Streptococcus pneumoniae
Sifilis : Treponemma pallidum
Hansen : Mycobacterium leprae
Koch / tbc : Mycobacterium tuberculosis.

Keuntungan penggunaan nama umum
antara lain memudahkan/efektif dalam
komunikasi antara dokter dengan
pasien.

Spesies adalah suatu jenis mikroorganisme tertentu dan sudah ditentukan berdasarkan :
1. Sifat struktural
bentuk, ukuran, pergerakan, reaksi terhadap pewarnaan, pertumbuhan koloni (disebut klasifikasi morfologis)
contoh : kokus, basil, vibrio,
spirillum, spiroketa

2. Sifat fisiologi
 terhadap oksigen, suhu, pH, respon terhadap obat antibakteri, sifat imunologi, sifat ekologi
( klasifikasi biologis )

3. Sifat biokimia
kebutuhan nutrien,
produk metabolisme,
komponen sel
( klasifikasi biokimiawi )
4. Sifat genetik
komponen basa DNA
( klasifikasi genetik )

· Strain / galur :
biakan murni kuman terdiri atas kelompok kuman satu keturunan (satu isolat),
misal “Staphylococcus aureus strain Oxford” merupakan kuman standar untuk keperluan di laboratorium.
Biotip/biovar : strain terpilih/terbaik untuk mewakili suatu spesies
Serotip/serocar, pathotip/pathovar, morphotip/morphovar, fagotip/ phagovar.
Taksonomi numerik, menggambarkan persamaan, kemiripan, dan perbedaan karakteristik kuman.
 menemtukan derajat hubungan antara jenis-jenis kuman menggunakan koefisien statistik
 sifat-sifat yang sama atau berbeda menyumbangkan data yang sama pentingnya
  derajat kesamaan strain A dibandingkan dengan strain B dinyatakan dengan indeks kesamaan.

Ns
S = -------------- x 100 %
Ns – Nd

S : indeks kesamaan
Ns : jumlah sifat yang sama
Nd : jumlah perbedaan
yang bisa diamati

a a + d Sj = ------------ Ssm = -------------- a+b+c a+b+c+d
Sj : jaccard similarity coefficient, menyatakan sifat-sifat
positif saja
Ssm : simple matching coefficient, menyatakan sifat-sifat
positif dan negatif
a : jumlah sifat yg ada pada kedua strain
b : jumlah sifat yg ada pada strain pertama
c : jumlah sifat yg ada pada strain kedua
d : jumlah sifat-sifat yg tidak ada pada kedua strain.


Keuntungan taksonomi numerik

obyektif,
prasangka bias/ subyektif taksonomiwan tidak terbawa dalam prosedur,
serta hasil penemuan dapat diulang dengan prosedur dan data yang sama akan diperoleh hasil yang sama pula.

Taksonomi genetik : untuk memperoleh informasi hubungan kekerabatan organisme satu dengan yang lain pada tingkat genetik, berdasarkan :
- komposisi basa DNA
- homologi sekuens DNA, rRNA
- pola metabolisme stabil yang dikontrol gen
- polimer-polimer pada sel
- struktur organel dan pola regulasinya

Contoh kekerabatan berdasarkan homologi asam nukleat (homologi sekuens DNA)
G + C
% G + C = ---------------------
G + C + A + T

G : guanin A : adenin
C : sitosin T : timin


Identifikasi kuman cara cepat
3. 1. CIE : countercurrent immunoelectrophoresis,
unsur-unsur khas kuman dideteksi
dalam beberapa menit saja.
2. GLC : gas liquid chromatography, deteksi
produk-produk metabolis me tertentu.
3. Mikrokolorimetri : dengan menghitung
pelepasan panas yang terjadi untuk
menghitung jumlah kuman cara cepat dalam
bahan cair misal air kemih.
4. Biometri luminesen
 untuk menghitung adenin trifosfat
kuman.  Sejumlah tertentu cairan yang diperiksa dicampur sediaan baku lusiferasa
(sistim cahaya api dari serangga),
maka kekuatan cahaya yang dipancarkan diukur untuk menentukan jumlah kuman dalam cairan tersebut.
5. Radiometri dengan glukosa C14
 pada perbenihan gizi dasar yang berisi berbagai antibiotika, maka kepekaan antibiotika dapat diketahui dalam waktu 3 jam saja dan jenis antibiotika yang dianjurkan untuk pengobatan segera diketahui.

BAKTERIOLOGI

Pengertian, ruang lingkup, sejarah Mikrobiologi Kedokteran
Klasifikasi, taksonomi kuman
Ultrastruktur, morfologi, pewarnaan kuman
Fisiologi, pertumbuhan, pembiakan kuman
Metabolisme kuman
Hubungan kuman hospes dengan lingkungannya
Flora normal
Genetika dan resistensi
Sterilisasi dan desinfeksi
Penyakit infeksi, infeksi nosokomial
Penyakit infeksi melalui inhalasi, gastrointestinal, urogenital, parenteral
Dasar-dasar pemeriksaan kuman aerob, mikroaerofilik, anaerob.

PENGERTIAN
Mikrobiologi
ilmu pengetahuan mempelajari mikroorganisma
Mikrobiologi Kedokteran
Mempelajari mikroorganisme penyebab penyakit infeksi pada manusia dan reaksi manusia terhadap penyakit tersebut
Mikroorganisme
Jasad hidup sangat kecil (renik 100 μ) hanya dapat dilihat dengan alat khusus mikroskop
Pokok-pokok Mikrobiologi
Bakteriologi, Parasitologi, Mikologi, Virologi, Imunologi, Genetika
Ruang lingkup MK
Diagnostik, prognosis, terapi, pengobatan, sumber infeksi
Kuman penyakit, penyakit infeksi


Brief History of Microbiology
Sejarah Mikrobiologi Kedokteran
Hipocrates
Mempunyai anggapan bahwa penyebab penyakit infeksi terdiri dua faktor :
› faktor intrinsik dari dalam tubuh penderita dan
› faktor ekstrinsik dari lingkungan luar yang buruk/rusak
Sejarah Mikrobiologi Kedokteran
Antony van Leeuwenhoek (1683)
Seorang mahasiswa ilmu pengetahuan alam bangsa Belanda
Mempunyai hobi mengasah lensa dan berhasil membuat mikroskop sederhana
Leeuwenhoek telah menemukan makhluk hidup sangat kecil bergerak-gerak yang dinamakan “animal” yang terdapat di dalam setetes air hujan, air liur, air jerami, dll.
Melaporkan hasil pengamatannya dengan gambaran yang teliti mengenai berbagai jenis bakteri, dengan sketsa sel berbentuk bola, silindris, spiral (kini disebut coccus, bacillus, dan spirillum).
Ia mengirimkan penemuan-penemuannya itu dalam bentuk surat kepada sahabat-sahabatnya pada lembaga ilmu pengetahuan di London dan Perancis).
Anton van Leeuwenhoek (1632-1723)




Bangsa Yunani kuno
Menganggap bahwa makhluk hidup itu berasal dari benda mati, misalnya serangga berasal dari sampah, dari daging yang busuk muncul belatung, cacing dari tanah, katak dari lumpur, dll. Muncullah teori abiogenesis (abio = tidak hidup, genesis = asal) atau generatio spontanea, mereka meyakini bahwa mikroorganisme menjelma melalui generasi spontan. Teori ini bertahan tidak lama dan kemudian ditinggalkan karena tidak bisa dibuktikan, juga terdapat penemuan-penemuan baru.
Spontaneous Generation
Theory that life just “spontaneously” developed from non-living matter

Example:
toads, snakes and mice - moist soil
flies and maggots - manure and decaying flesh
John Needham (1713 – 1781) Melakukan percobaan dengan memasak daging lalu diamatinya, ia menemukan jasad renik di awal percobaan dan berkesimpulan bahwa jasad renik itu berasal dari daging, mendukung teori abiogenesis.
Experiments to disprove Spontaneous Generation
Francesco Redi 1668

Rudolph Virchow 1858
Theory of Biogenesis
Cells can only arise from preexisting cells


Lazaro Spallanzani (1729 – 1799)
Berusaha membuktikan bahwa konsep abiogenesis itu tidak benar
Mendidihkan kaldu daging atau larutan nutrien dalam labu selama 1 jam, lalu ditutupnya rapat-rapat
Hasilnya ternyata tidak ditemukan jasad renik dalam labu tersebut.

Udara yang masuk ke labu kaldu dilewatkan melalui pipa berisi kapas penyaring
Hasilnya tidak ada pertumbuhan jasad renik karena udara yang masuk ke labu telah tersaring oleh serat-serat kapas dan tercegah masuk ke dalam labu.



Franz Schulze (1815 – 1873)
Theodor Schwann (1810 – 1882)


Louis Pasteur (1822 – 1895)
Salah satu percobaan yang dilakukan adalah ia menyiapkan labu besar serupa balon berisi larutan nutrien yang dilengkapi pipa panjang dan sempit berbentuk leher angsa. Isi labu dipanaskan, udara dibiarkan mengalir keluar masuk melalui pipa itu tanpa perlakuan apapun.

Louis Pasteur (1822 – 1895)
Akhirnya dapat disimpulkan fakta bahwa mikroorganisme hanya dapat timbul dari jasad renik lain (biogeneis), fakta ini sekaligus membuktikan ketidakbenaran teori generasi spontan (1860).
Mikroba-mikroba dalam udara itulah yang menjadi penyebab pembusukan sampah, makanan, dan minuman. Pasteur mengatakan bahwa mikroba-mikroba ini mungkin membahayakan manusia.

Kebenaran teori Pasteur ini dibuktikan oleh Lord Lister, seorang ahli bedah dengan tindakan aseptik pada waktu pembedahan menggunakan semprotan desinfektan asam karbolat pada luka ternyata dapat mematikan mikroba-mikroba dari udara, dan angka kematian karena infeksi sesudah operasi ternyata sangat menurun.
Oleh karena itu beliau disebut sebagai “Bapak Pembedahan Antisepsis”.

Louis Pasteur (1822 – 1895)
Menemukan bahwa proses peragian disebabkan oleh aktivitas mikroba.
Ia juga mengemukakan cara-cara sterilisasi dan mengembangkan alat sterilisasi uap, oven udara panas, otoklaf.

Louis Pasteur (1822 – 1895)
Ia juga menemukan kuman antraks, kolera ayam, hidrofobia, melemahkan biakan kuman antraks dengan mengeramkannya pada suhu tinggi (42-43oC), dan membuktikan bahwa inokulasi biakan tersebut pada binatang percobaan dapat merangsang timbulnya daya perlingdungan khas terhadap antraks. Penemuan Pasteur berupa vaksin hidrofobia merupakan lompatan besar dalam ilmu kedokteran, beliau dicatat sebagai orang yang telah meletakkan dasar-dasar mikrobiologi, dan dikenal sebagai “Bapak Mikrobiologi”).


Robert Koch (1876)
Seorang dokter dari Jerman, menyempurnaan penelitianterhadap kuman anthrax yang menyerang ternak. Ia berhasil mengasingkan kuman anthrax dalam bentuk biakan murni (pure culture) dengan mempergunakan perbenihan/medium, dan dapat dibuktikan bahwa kuman-kuman yang diasingkan ini mampu menimbulkan penyakit yang sama bila dimasukkan ke dalam tubuh binatang percobaan yang rentan.
Robert Koch (1843-1910)

Berdasarkan penemuan tersebut Koch memformulasikan kriteria mengenai kuman penyebab penyakit, dikenal sebagai Postulat Koch yang berbunyi :
Kuman penyebab sakit harus selalu ditemukan di dalam tubuh binatang yang sakit, dan tidak ditemukan dalam binatang yang sehat.
Kuman tersebut harus dapat diasingkan dan dibiakkan dalam bentuk biakan murni di luar tubuh binatang tadi.
Biakan murni kuman tersebut harus mampu menimbulkan penyakit yang sama bila disuntikkan pada binatang percobaan.
Kuman tersebut dapat diasingkan kembali dari binatang percobaan tadi.
Harus dapat dibuktikan adanya antibodi terhadap organisma tersebut.

Koch menemukan pula cara-cara pewarnaan, cara memperoleh biakan murni bakteri menggunakan perbenihan padat, juga menemukan kuman tuberkulosis (1882), Vibrio cholerae (1883), beliau disebut sebagai Bapak Bakteriologi Modern.

Setelah itu kemudian diikuti penemuan-penemuan yang lain tentang kuman penyakit :
Hansen (1874) melukiskan tentang kuman lepra
Neisser (1879) melukiskan tentang kuman gonokokus
Ogston (1881) menemukan stafilokokus
Loeffler (1834) mengasingkan kuman difteri
Nicolaier (1884) mengamati kuman tetanus pada nanah
Fraenkel (1886) melukiskan tentang pneumokokus
Schaudin dan Hoffman menemukan spiroketa sifilis
Roux dan Yersin (1888) melukiskan patogenesis difteri setelah menemukan toksin difteri, dan terus masih banyak lagi penemuan-penemuan baru sehingga ilmu mikrobiologi kedokteran begitu cepat berkembang maju sampai sekarang.
History of the Study of Microorganisms
1665 Robert Hooke
“little boxes” - “cells”
Cell Theory - all living things are made up of cells







Koch’s Postulates
1. The same organisms must be found in all cases of a given disease.
2. The organism must be isolated and grown in pure culture.
3. The isolated organism must reproduce the same disease when inoculated into a healthy susceptible animal.
4. The original organism must again be isolated from the experimentally infected animal.



Koch established the Microbial Etiology of 3 important diseases of his day
1. Cholera (fecal-oral disease)
Vibrio cholerae
2. Tuberculosis (pulmonary infection)
Mycobacterium tuberculosis
3. Anthrax (sheep and cattle)
Bacillus anthracis
Anthrax
Bacillus anthracis
Gram (+), non-motile, aerobic, spore forming rod
Streptobacilli with central spores
Livestock
Sheep, cattle, goats
Humans
Handle hides, wool, goat hair, handicrafts from the Middle East made from animal products
3 Forms of Human Anthrax
1. Cutaneous Anthrax
Enters thru cut or abrasion
Results in painless ulcer (1-3 cm) with black (necrotic) center
About 20% mortality rate in untreated cases
Golden Age of Microbiology 1857 - 1914
Pasteur
Pasteurization
Fermentation
Joseph Lister
Phenol to treat surgical wounds – 1st attempt to control infections caused by microoganisms
Robert Koch
Koch’s Postulates
Edward Jenner
vaccination
Paul Erlich
1st synthetic drug used to treat infections
Salvarsan - arsenic based chemical to treat Syphilis
“salvation” from Syphilis
Discovery of Virus
Iwanovski
a Russian chemist, 1892
Tobacco Mosaic Disease
Beijerinck confirmed

Walter Reed, USA
Yellow fever virus
Ist human virus
Vaccine and Vaccination
16 century
Human pox fluid inoculation for smallpox prevention in China
Edward Jenner, 1749-1823
Cow pox fluid inoculation for prevention of smallpox

Smallpox was officially declared eliminated in 1980 worldwide
Dicovery of Antibiotics
Alexander Fleming (1881-1955)










Sir Alexander Fleming Ernst Boris Chain Sir Howard Walter Florey
Importance
Most frequent diseases are infections
Mycobacterium: tuberculosis
Infectious hepatitis
HIV/AIDS
Coronavirus and SARS
Bird flu
Human Immunodeficiency Virus & AIDS
1981, the first cases report about AIDS
1983, HIV was isolated
1990s, HAART (cocktail therapy) was employed
So far, no effective vaccine available

Sejarah perkembangan mikrobiologi sebelum ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi tiga periode. Periode pertama, dimulai dengan terbukanya rahasia suatu dunia mikroorganisme melalui pengamatan Leeuwenhoek pada tahun 1675.

Hal ini menimbulkan rasa ingin tahu di kalangan para ilmuwan mengenai asalmula kehidupan. Namun baru kurang lebih pada pertengahan tahun 1860an, ketika teori generatio spontanea dibuktikan ketidakbenarannya dan prinsip biogenesis diterima, pengetahuan mengenai mikroorganisme tidak lagi bersifat spekulatif semata-mata.


Selama periode berikutnya antara tahun 1860 dan tahun 1900, banyak dilakukan penemuan dasar yang penting. Perkembangan teori nutfah panyakit dalam tahun1876, hal ini secara tiba-tiba menimbulkan minat terhadap prosedur laboratoris untuk mengisolasi dan mencirikan mikroorganisme. Didalam periode ini ditemukan banyak mikroorganisme penyebab penyakit serta metode-metode untuk mencegah dan mendiagnosis serta mengobati
penyakit-penyakit tersebut. Penemuan-penemuan di bidang mikrobiologi kedokteran membawa perombakan yang besar dan cepat di dalam praktik kedokteran.


Mikroba memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena mikroba memberikan keuntungan sekaligus kerugian bagi manusia.
Mikroba yang menguntungkan memungkinkan manusia untuk memanfaatkan jasa dan produknya sekaligus.
Sementara itu mikroba yang merugikan dapat menyebabkan penyakit pada tanaman, hewan ternak, bahkan manusia itu sendiri.


Kesadahan

Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.

Pengertian kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana sabun ini diiendapkan oleh ion-ion yang saya sebutkan diatas. Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat / karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3.

Kesadahan ada dua jenis, yaitu :

Kesadahan sementara
Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2.
Kesadahan sementar ini dapat / mudah dieliminir dengan pemanasan (pendidihan), sehingga terbentuk encapan CaCO3 atau MgCO3.

Reaksinya:
Ca(HCO3)2 -dipanaskan--> CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)
Mg(HCO3)2 -dipanaskan--> CO2 (gas) + H2O (cair) + MgCO3 (endapan)

Kesadahan tetap
Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2.
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda - kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida ) sehingga terbentuk endapan kalium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padattan/endapan) dalam air.

Reaksinya:
CaCl2 + Na2CO3 --> CaCO3 (padatan/endapan) + 2 NaCl (larut)
CaSO4 + Na2CO3 --> CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)
MgCl2 + Ca(OH)2 --> Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)
MgSO4 + Ca(OH)2 --> Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)
Satuan ukuran kesadahan ada 3, yaitu :
1. Derajat Jerman, dilambangkan dengan °D
2. Derajat Inggris, dilambangkan dengan °E
3. Derajat Perancis, dilambangkan dengan °F

Dari ketiganya yang sering digunakan adalah derajat jerman, dimana 1 °D setara dengan 10 mg CaO per liter. artinya jika suatu air memiliki kesadahan 1 °D maka didalam air tersebut mengandung 10 mg CaO dalam setiap liternya.

Dari keterangan diatas mungkin bisa saya beri contoh paling sederhana yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari mengenai kesadahan, yaitu :

Jika di suatu tempat anda mencuci apapun menggunakan sabun dan ternyata busa yang terbentuk jumlahnya dibawah perkiraan anda atau tidak seperti biasanya sehingga utuk memperbanyak busa (karena sugesti bahwa mencuci yang baik harus banyak busa) anda harus menambah sabun sehingga mengakibatkan boros sabun, maka besar kemungkinan air yang digunakan utnuk mencuci tersebut memiliki kesadahan tinggi. Hal itu terjadi karena sebagian sabun yang ditambahkan kedalam air bereaksi dengan garam karbonat dari Ca2+ dan Mg2+.

Jika menemukan endapan putih seperti bedak atau kadang berbentuk kerak didasar panci untuk memasak air, maka besar kemungkinan air yang dimasak tersebut memiliki kesadahan tinggi. Hal itu terjadi karena gas CO2 lepas saat pemanasan, sehingga yang tertinggal hanya endapan karbonat, terutama kalsium karbonat (lihat reaksi no. 1 diatas).

Air Sadah ialah air yang sukar berbuih dengan sabun dan banyak mengandung ion Ca2+ dan Mg2+.

Macamnya:

1. Kesadahan Sementara

Mengandung Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2
Dapat dihilangkan dengan pemanasan

Contoh : Ca(HCO3)2 (aq) ® CaCO3 + H2O (l) + CO2 (g)



2. Kesadahan Tetap

Mengandung CaSO4 dan MgSO4
Dapat dihilangkan dengan menambahkan soda ash (Na2CO3)

Contoh : MgSO4 (aq) + Na2CO3 (aq) ® MgCO3 + Na2SO4 (aq)

Air Sadah Þ mengandung Ca2+ dan Mg2+

1. Jenis

a. Tetap Þ bila anionnya SO42- / Cl-
....pelunakannya diberi Na2CO3

b. Sementara Þ bila anionnya HCO3-
....pengendapannya Þ Dipanaskan dan Diberi Kapur


2. Dampak

a. Memboroskan

b.Sabun Menimbulkan Baru Ginjal

c.Menimbulkan Kerak Pada Dasar Ketel
PEMERIKSAAN KADAR Cu

METODE : Dietil Dithiokarbamat

DASAR TEORI
Garam Cu digunakan dalam air sebagai sistem tambahan untuk mengontrol pertumbuhan biologi dalam air/waduk dan pipa untuk mengkatalisa oksidase Mn.
Korosi tembaga berisi logam campuran P, yang berasal dari alat-alat pipa yang mungkin mengandung sejumlah tembaga dalam air tersebut.
Tembaga penting untuk manusia, kebutuhan tembaga pada orang dewasa perhari kira-kira 2,0 mg.
Kadar maksimum yang dianjurkan adalah 0,05 mg/l
Kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 1,5 mg/l

PRINSIP
Ion Cu dengan Dinatrium Diethil Dithiokarbonat membentuk persenyawaan kompleks koloidal berwarna coklat kekuningan. Tetapi bila kadar Cu tinggi koloid akan menjadi kekeruhan (warna yang terjadi dibaca dengan secara visual).
Pembacaan setelah 5 menit tetapi kurang dari satu jam, warna yang terjadi sama dalam suasana sedikit asam, netral ataupun alkalis. Dalam tabung Nessler dapat terdeteksi minimum 0,005 mg/l
Reaksi : 2 Na (C2 H5)2 NCS2N + Cn2+ → 2 Na + {(C2H5)2 NCS2}2 Cn berbentuk kompleks.

CARA KERJA
1. Membuat standar Cu dengan berbagai konsentrasi (0; 0, 05; 0,1; 1; 1,5) dalam 100 ml aquades.
2. Disiapkan 7 buah tabung Nessler masing-masing 5 buah untuk standar, 1 buah untuk pemeriksaan dan 1 buah untuk blanko.
Sampel Standar Blanko
Sampel 100 ml - -
Aquades 100 ml 100 ml
Na Diethil Dithiokarbonat 5 ml 5 ml 5 ml
Standar Cu - 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 ml -
NH 4OH5N 5 ml 5 ml 5 ml
3. Dicampur sampai homogen dan ditunggu 5 menit agar reaksi yang terjadi sempurna.
4. Bandingkan sampel dengan standar hingga derajad warnanya sama.
Konsentrasi standar yang derajat warnanya sama dengan sampel :

PERHITUNGAN
Kadar Cu

x vol standar x konsentrasi standar x 1 mg/L

PEMERIKSAAN BESI JUMLAH
Sebagai Fe

METODE : Fenantrolin

DASAR TEORI
Besi terdapat dalam air alam, dengan kadar sangat rendah. Air permukaan yang alkalis dan disaring jarang mengandung besi lebih dari 1 mg/L. Beberapa air tanah dan air permukaan yang asam, kadang-kadang mengandung besi lebih banyak. Dalam keadaan tereduksi sebagai ferro, besi ini larut dalam adanya ion-ion pembentuk kompleks, ion ferro hanya larut pada pH kurang dari 5. Di udara terbuka/karena dioksidasi akan terbentuk ferri dan dapat di hidrolisa menjadi ferri oksidasi hidrat yang tidak larut. Bentuk ini banyak terdapat dalam sampel-sampel yang sampai laboratorium bila tidak dicegah terjadinya oksidasi. Pembentukan besi dapat pula karena hasil pertumbuhan kuman selama penyimpanan maupun pengiriman. Pada air limbah yang asam pH kurang dari 3,5 besi akan larut dalam bentuk ferri. Jadi dalam air, besi dapat sebagai larutan maupun bentuk koloidal yang mengikat bahan organik dalam bentuk ferri maupun ferro.
Pengganggu :
- Oksidator kuat : sianida, nitrit, fosfat, krom
- Seng yang kadarnya 10 x daripada besi
- Bi, Cd, Hg, Ag, Molibdat akan mengendapkan fenantrolin
Semua alat gelas dicuci dengan HCl pekat dan dibilas dengan aquadest untuk menghilangkan lapisan tipis dari besi oksida yang menempel pada gelas tersebut. Kadar maksimum yang diperbolehkan 1,0 mg/et. Per Men Kes Ri No. 416/ MenKes/ Per/ IX/ 1990

PRINSIP
Larutan besi yang dipanaskan dalam suasana asam dengan adanya hidroksilamin direduksi menjadi ion ferro. Ferro dengan 1,10 femantrolin pada pH 3 – 3,2 membentuk senyawa khelat ferro fenantrolin yang berwarna merah jingga. Warna yang terbentuk dibandingkan terhadap warna baku yang telah diketahui kadarnya secara spektrofotometri pada panjang gelombang 510 mm.


Reaksi : Fe3+ + hidroksilamin HCl → Fe2+
Fe2+ + C12H8H2 → {Fe LC18 H8 N2}2+2
Fenantolin Komplek Ferro Fenantolin

CARA KERJA
1. Pipet masing-masing pada :
Labu Ukur Sample
I II III IV V
Standar Fe, ml 0 2 4 6 8 -
Sampel, ml - - - - - 50
Aquades, ml 50 48 46 44 42 -
HCl pekat, ml 2 2 2 2 2 2
Hidroksilamin, ml 1 1 1 1 1 1

2. Ditambah batu didih, panaskan sampai volume 10 – 15 ml, dinginkan, pH dibuat 3 – 3,2 dengan NH4OH 1:1, pindahkan kedalam labu ukur 50 ml.
3. Masing-masing tabung tambahkan :
Amonium acetat, ml
Fenantrolin, ml 10
4 10
4 10
4 10
4 10
4 10
4
ppm Fe yang terjadi 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8

4. Tambahkan aquades bebas besi sampai tanda batas, campur baik-baik, diamkan 10 – 15 menit baca absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 510 nm.
5. Hitung Fe sampel pada kurva kalibrasi yang sudah dibuat (dalam mg/L atau ppm)

PEMERIKSAAN NITRIT (NO2-)
Sebagai NO2-N

METODE : Spektrofotometer

DASAR TEORI
Nitrit (NO2)
Nitrit dalam air merupakan peruraian biologik dari zat organik. Bila dihubungkan dengan bentuk-bentuk nitrogen yang lain, adanya tapak nitrit merupakan petunjuk pencemaran organik.
Dalam air minum jarang terdapat nitrit lebih dari 0,1 mg/L.
Sampel harus segera diperiksa untuk mencegah pengaruh bakteri yang dapat merubah nitrit menjadi nitrat atau NH3. Bila tidak segera diperiksa, harus diberi pengawet beberapa tetes toluol dan disimpan dalam almari es 40 C paling lama 2 hari. Jangan menggunakan asam untuk penyimpanan sampel.
Macam-macam pengganggu yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan :
1. Klor bebas dan Nitrogen triklorida.
Mengganggu pada penentuan nitrit sebab nitrogen triklorida akan memberikan kesalahan dengan timbulnya warna merah pada penambahan rigen warna.
2. Ion berikut ini mengganggu karena pada penentuan pembentuk endapan dan sebaiknya dihilangkan. Seperti Sb3+, Bi3+, Fe3+, Pb2+, Hg2+, Ag+, Au3+, kloro platinat (PtCl62-) dan metavanadat (VO32-)
3. Ion kupri, dapat menyebabkan hasil yang rendah dengan mengkatalisa, pada penguraian garam diazonium.
4. Ion-ion yang memberi warna akan merubah warna, sebaiknya dihilangkan.
5. Zat padat tersuspensi, dihilangkan dengan penyaringan.
Kadar minimum yang dapat diukur : 10 g/L nitrit sebagai NO2-N
Persyaratan :
Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990, kadar maksimum yang diperbolehkan dalam air minum dan air bersih adalah : 1,0MG/L





PRINSIP
Ion nitrit dalam suasana asam pada pH 2-2,5 bereaksi dengan suifanilamid yang diazotasikan dengan N- (1-naftil) etilen dihidroklorid membentuk warna ungu kemerahan. Warna yang terbentuk diukur absorbsinya secara spektrofotometri pada panjang gelombang 543 nm.

REAKSI

NH2 – SO3 O NH2 Sulfatilamid

NO3 S O NH2 NO3S O N+ = NX-
garam diozonium

NO3S O N+ = N + O NH2 – CH2 – CH2 – CH2
O
N – 1 naftil etilendiamin dihidroklorid

NO3 S O N = N O NH – (2H2)2 – NH2
O


CARA KERJA
Persiapan benda uji
1. Disediakan contoh uji yang telah diambil sesuai dengan metode pengambilan contoh uji kwalitas air, SK SNI M-02-1989- F
2. Ukur 50 ml contoh uji secara duplo dan dimasukan dalam erlenmeyer 100ml.
3. Apabila contoh uji mengandung kadar zat tersuspensi yang tinggi, saring dengan membran berpori 0,45 mm
4. Siap diuji

Persiapan pengujian
1. Pembuatan larutan induk nitrit, NO2-N, dibuat larutan induk 250 ml/L NO2-N
- Dilarutkan 1,232 gr NaNO2 dengan air suling 100 ml dalam labu ukur 1000 ml
- Tambahkan 1 ml kloroform sebagai pengawet dan tambahkan air suling sampai tanda tera.
2. Membuat larutan baku menengah
1,00 ml = 50 µg N = 50 ppm

3. Pembakuan :
- Dipipet 50,0 ml larutan KMnO4 0,05 N
- Masukan labu erlenmeyer tutup asah
- Tambahkan 5 ml asam sulfat pekat
- Tambahkan 50,0 ml larutan induk nitrit 1,00 ml = 250 ppm (pipet dimasukkan sampai bawah permukaan KMnO4), diamkan 5 menit
- Kocok, panaskan di waterbath suhu 70-800 C selama 5 menit
- Hilangkan warna KMnO4 dengan penambahan secara kuantitatif 50 ml/ lebih natrium oksolat 0,05 N sampai warna merah hilang pada suhu 90-950 C
- Titrasi kelebihan natrium oksalat dengan larutan KMnO4 0,05 N sampai terbentuk sedikit warna merah muda.
- Lakukan hal yang sama terhadap aquades sebagai blanko
Perhitungan
A =
A = mg/l standar Nitrit
B = jumlah KMnO4
C = Normalitas KMnO4
D = jumlah Na Oxalat
F = ml Larutan standar
4. Membuat larutan standar kerja
1,00 ml = 0,5µg N = 0,5 ppm
5. Pemeriksaan
Labu ukur 50,0 ml Sampel
I II III IV V VI VII
ml standar Nitrit ( 1 ml = 0,5µg 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0
ml sampel - - - - - - - 50,0
Aquades sampai tanda tera
Reagen warna 2 2 2 2 2 2 2 2
ppm Nitrit yang terjadi 0,0 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30

Campur sampai homogen, diamkan 10 menit
Ukur serapan pada spektrofotometer 543 nm
Hitung kadar NO2-N dalam contoh dengan menggunakan kurva kalibrasi




PEMERIKSAAN MANGAN (MN2+)

METODE : Spektrofotometer

DASAR TEORI
Mangan dalam air tanah, biasanya ada dalam bentuk ion divalen (valensi 2) yang larut. Karena tidak ada oksigen, sebagian atau seluruh dari Mn dalam air dalam pengolahan industri mungkin dalam bentuk valensi tinggi. Penentuan dalam Mn total tidak dapat membedakan variasi dari tingkat valensi. Mn valensi 7 digunakan untuk mengoksidasi Mn atau bahan organik penyebab rasa. Apabila permanganat berlebihan akan terbentuk komplek Mn valensi 4, harus dideteksi dengan sensitivitas yang tinggi untuk mengontrol pengolahan dan untuk mencegah keluarnya Mn ke sistem distribusi air. Ada petunjuk bahwa Mn berada dalam air permukaan baik dalam bentuk suspensi valensi 4 dan dalam bentuk valensi 3, yang secara relatif stabil. Kompleks larut, meskipun kadang-kadang berada lebih dari 1 mg/l
Mn memberikan noda yang paling kuat dan tidak disukai pada proses pencucian baju dan dapat merusakkan hati. Batas kadar Mn terendah ditentukan pada air yang dapat diterima berdasarkan efek toksikologi.
Per Men Kes yang diperbolehkan No: 416/Men Kes/ Per/K/1990 adalah mangan 0,5 mg/l.

PRINSIP
Ion Mangan (Mn2+) dalam air berbentuk larutan tidak berwarna. Apabila teroksidasi maka bentuk Mn2+ akan berubah menjadi ion Mn bervalensi tinggi. Mn dalam suasana asam dioksidasi dengan peroksidosulfat akan membentuk MnO4-.
Clorida yang ada dalam larutan diikat dengan AgNO3 agar tidak terjadi reaksi samping.

REAKSI
2 MnO4 + 10Cl- + 16H+ → 2 Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
2Mn2+ + 5S2O82- + 8H2O → 2 MnO4- + 10SO42- + 16 H+
Cl- + Hg SO4 → Hg2SO4 Cl2 komplek
AgNO3 + Cl- → AgCl ↓ putih + NO3
2Mn2+ + 5 S2 O82- + 8H2O → 2M3n O4- + 10 SO4 + 16H
2MnO4- + 10 Cl- + 16H+ → 2Mn2 + + 5Cl2 +H2O
CARA KERJA
1. Siapkan labu erlenmeyer
Labu Erlenmeyer 1 2 3 4 5 6 7
Blanko Konsentrasi standar (ppm) Spl
0,1 0,2 0,5 1,0 2,0
Sampel - - - - - - 100,0
Standar Mn 10 ppm 1ml= 0,01 mg 1,0 ml 2,0 ml 5,0 ml 10,0 ml 20,0 ml -
Aquades 100,0 ml ad ad ad ad ad -

2. Tambahkan 0,5 ml HNO3 p atau 5 ml HNO3%
3. Tambahkan larutan AgNO3 0,1 N sejumlah eqivalen chlorida, dilebihkan 2 ml
4. Panaskan hingga mendidih (diberi batu didih) volume dibawah 100 ml.
5. Tambahkan kurang lebih 1 gram kalium peroksodisulfat dididihkan lagi selama 1 menit, akan terbentuk warna pink sampai violet, tergantung kadar Mn.
6. Dinginkan pindahkan kedalam tabung Nessler atau labu ukur 100,0 ml, tambahkan aquades yang telah ditambah HNO3 hingga volume tepat 100,0 ml
7. Baca pada Spektrofotometer pada panjang gelombang 430 mm, bandingkan dengan standar aquades yang telah di asamkan dengan HNO3
















PEMERIKSAAN KADAR AMMONIUM
Sebagai NH4

METODE : NESSLER

DASAR TEORI
Kandungan ammonia (NH4+) dalam persyaratan kualitas air minum tidak diperbolehkan ada. Amonia dalam air dapat menyebabkan timbulnya bau yang tidak sedap. Air yang mempunyai kandungan ammonia yang melebihi batas persyaratan biasanya menunjukan pencemaran oleh buangan rumah tangga. Hal ini disebabkan karena kerja mikroba dan adanya siklus notrogen didalam air. Nitrogen didalam cairan buangan dibedakan menjadi 4 bentuk, yaitu : nitrogen organik, nitrogen ammonia, nitrogen nitrit, dan nitrogen ammonia.
Biasanya dalam cairan buangan dalam rumah tangga mempunyai kandungan nitrogen antara 20-85 mg/ L dan lebih kurang 60% merupakan nitrogen ammonia, sisanya nitrogen organik. Adanya siklus nitrogen dalam air, nitrogen organik dan nitrogen ammonia pertama kali akan dirubah menjadi nitrit kemudian nitrat. Dalam hal ini dikenal adanya istilah nitrifikasi. Nitrifikasi adalah oksidasi ammonia menjadi nitrit oleh bakteri nitrosumonas dan nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrobacter, dimana keduanya merupakan bakteri autrotop.
Denitrifikasi adalah reduksi nitrat oleh bakteri heterotrop menjadi gas N2, N2O, dan NO. sebagian besar menjadi gas N2.
Persyaratan
1. Permenkes RI No 175/ MenKes/ Per/ VII/ 1977 kadar maksimum yang diperbolehkan dalam air buangan adalah 0,1 mg/L.
2. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta No; 281/ KPTS/ 1998 bagi Industri tentang bahan mutu limbah cair bagi industri diPropinsi DIY maksimal 1 mg / L

PRINSIP
NH4+ dengan reagen Nessler akan menjadi warna kuning kecoklatan, dan warna ini dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 425 nm.
Dihitung dengan deret standart yang telah diketahui kadarnya. Dan dihitung secara regresi linier.

REAKSI
I
Hg
2K2Hg I4 + NH3 + NaOH  O + 4KI+ NaI + 2H2O

Hg

NH3

CARA KERJA
A. Membuat kurva kalibrasi
 Membuat deretan standar dengan kadar : 0,00; 0,05; 0,10; 0,30; 0,50; 0,70; 0,90; 1,10 ppm.
 Dari 100 ppm ditipiskan 10 x menjadi 10 ppm.
 Dari 10 ppm diambil 0,0; 0,5; 1,0; 5,0; 7,0; 9,0; 11 ml dari buret, dan dimasukkan kedalam tabung Nessler 100 ml.
 Masing-masing tambah aquadest sampai 100 ml
 Masing-masing tambah NaOH 6 N hingga pH 10,5
 Ambil masing-masing 25 ml larutan standar tersebut diatas
 Ditambah 5 - 10 tetes garam Rochele, diaduk
 Ditambah 1 ml reagen Nessler
 Warna yang terjadi segera diperiksa dengan spektrofotometer panjang gelombang 425 nm celah 1 cm
 Dibuat grafik absorbansi vs konsentrasi

B. Perlakuan sampel
 Diambil 100 ml sampel, dimasukan dalam tabung Nessler
 Ditambah NaOH 6 N 4-5 tetes, aduk, ukur pH 10, 5.
 Ditambah 1 ml larutan ZnSO4 campur dengan baik-baik. Didiamkan beberapa menit sampai mengendap sempurna. Ambil cairan yang jernih 25 ml, masukan labu erlenmeyer.
 Saring apabila keruh
 Tambahkan 2 tetes garam Rochele, tambah 1 ml reagen Nessler
 Didiamkan sebentar, ukur absorbansinya dengan panjang gelombang 425 nm
 Perhitungan : dibaca dalam grafik
PERHITUNGAN
Tabel hasil analisa
No X Y X2 Y2 XY
1
2
3
4
5
dst
n Σ X Σ Y ΣX2 ΣY2 Σ XY

m = (n. Σ xy ) – (Σx. Σy)
(n. Σy2) – (Σy)2

b = ( Σ y. Σx) – (Σy. Σxy)
(n. Σy2) – (Σy)2


R = (n. Σ xy) – (Σx. Σy )
[(n. Σx2) – (Σx)2] [(n. Σy2) – (Σy)2]



x = 10 kk = 0,1 ppm
1 kk = 0,1/10 = 0,01 ppm

Y = 10 kk = 0,1 ppm
1 kk = 0,01/ 10 = 0,001 ppm

Konsentrasi sampel my + b

FLOKULASI JAR TEST
PENGUKURAN : KEKERUHAN – WARNA

A. FLOKULASI JAR TEST
A. .1. TEORI

A.1.1 Umum
Kekeruhan dihilangkan melalui pembubuhan sejenis bahan kimia dengan sifat-sifat tertentu yang disebut flokulan. Umumnya flokulan tersebut adalah tawas, namun dapat pula garam Fe (III), atau sesuatu Polie elektrolit organis. Selain pembubuhan flokulan diperlukan pengadukan sampai flok-flok terbentuk. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid tersebut (bertumbuhkan) dan akhirnya bersama-sama mengendap.
Untuk menentukan dosis yang optimal flokulan dan nilai-nilai parameter lain seperti pH, jenis flokulan yang akan digunakan dalam proses flokulasi, dan sebagainya dilakukan jar test. Jar test merupakan model sederhana proses flokulasi

A.1.2. Prinsip Jar Test
Sesuatu larutan koloida yang mengandung partikel-partikel kecil dan koloid dapat di anggap stabil bila:
1. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang pendek (beberapa jam).
2. Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi partikel yang lebih besar dan berat, karena muatan elektris pada permukaan partikel-partikel adalah setanda (biasanya negatif), sehingga ada repulasi elektrostatis partikel satu dengan yang lainnya.
Dengan pembubuhan flokulan seperti disebutkan, maka stabilitas tersebut akan terganggu karena :
- Sebagian kecil tawas tinggal terlarut dalam air, molekul-molekul ini dapat menempel pada permukaan koloid dan mengubah muatan elektrisnya karena sebagian molekul Al bermuatan positip sedangkan koloid biasanya bermuatan negatip (pada pH 5 sampai 8).
- Sebagian tawas tidak terlarut dan akan mengendap sebagai flok Al (OH)3 yang dapat mengurung koloid dan membawanya kebawah. Proses ini umumnya paling efisien.
Tawas (bahasa Inggris : alum) dapat terdiri dari:
- Al2 (SO4)3. 11H2 O, atau — 14 H2O, atau — 18 H2O. komposisi tawas sebagai hasil tambang adalah Al2(SO4)3 ± 14H2O; kristal dengan mutu p.a bersifat 18 H2O,
- AlK (SO4)2 . XH2 O.
Kalau garam tersebut dimasukkan dalam air, maka akan terbentuk :
- Molekul yang terlarut; pada pH < al =" 27" 3 =" 342" 18h2o =" 666" y =" b" c =" 18,119" sampel =" 0,4" y =" b" 4 =" 0,02" x =" ="" sample =" 18,1" t =" 250" kontak =" 2" menit =" 2" aktip =" [HOCl]" klor =" jumlah" breakpoint =" (kebutuhan" klor =" (" aktip =" ="" i2 =" =""> 10 mg Cl2/1, perlu volum < 500 ml
2. Tuangkan 5 ml asam asetik (glacial) ke dalam sampel; aduklah agar pH merata dalam larutan yaitu sekitar pH 3 sampai 4. Cek dengan kertas pH, lalu tambahkan ± 1 g KI (warna kuning akan tampak). Aduklah terus
3. Sampel kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 0,010 atau 0,005 N dengan buret biasa atau mikroburet(agar lebih teliti) sampai warna kuning hampir hilang (larutan bebas dari iodin); tambahkan 1 ml kanji, sampel akan berwarna biru, dan lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang pada titik akhir titrasi.
4. Pengaruh dari gangguan ditentukan melalui titrasi sebuah larutan blanko. Ke dalam volum air suling sebanyak sampel di butir 1, tambahkan 5 ml asam asetik, ± 1 g KI dan 1ml larutan kanji. Kalau warna biru keluar, lakukanlah tritrasi seperti pada butir 3. Kalau warna biru tidak muncul, titrasikanlah dengan 0,0282 N larutan iodin sampai warna biru keluar; lalu titrasikanlah seperti pada butir 3. Kalau dalam kasus terakhir volum titran iodin adalah lebih besar dari pada volum titran Na2S2O3, maka nilai B (B.3) adalah negatip.

5. Agar supaya analisa teleti, duplikat dibuat untuk setiap sampel.
Untuk praktikum.
Volum sampel cukup 100 ml. titrasi dapat dilakukan langsung didalam botol reaksi dari butir A.2.3. Dianggap bahwa dalam larutan blanko tidak ada gangguan, sehingga nilai B pada butir B.3 hampir sama nol. Namun, cara tersebut kurang teliti untuk maksud riset.

B.3. PERHITUNGAN

Klor aktip sebagai mg Cl2/ℓ =
A = ml titran Na2S2O3 untuk sampel,
B = ml titrat Na2S2O3 untuk blanko (bisa positip atau negatip),
N = normaliti larutan titrat Na2S2O3,
V = volum sampel (ml).

DAFTAR PUSTAKA

1. Satandart Menthods for the examination of Water and Wastewater, APHA, AWWA, WPCF, Washington, 15 th ed. 1980.
2. Committee Report, disinfection, Water quality control and safety practices of the water utility industry in 1978 in the United States, Journal American Water Works Ass, 75,1 : 51 – 56 (1983).
PENCEMARAN AIR

Pendahuluan
Dapatkah anda bayangkan bila di dunia ini tidak ada air, ya tentu saja tidak ada kehidupan seperti yang ada sekarang ini. Air memang mutlak diperlukan dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Demikian juga dalam kehidupan kita sehari-hari, air sangat diperlukan untuk berbagai kegiatan di dalam rumah tangga, juga untuk pertanian, transportasi serta rekreasi. Didalam industri, air digunakan antara lain sebagai bahan pengolah, pendingin dan pembangkit tenaga.
Air merupakan [elarut yang baik, sehingga air di alamtidak pernah murni akan tetapi selalu mengandung berbagai zat terlarut maupun zat tidak terlarut serta mengandung mikroorganisme atau jasad renik. Apabila kandungan berbagai zat maupun mikroorganisme yang terdapat di dalam air melebihi ambang batas yang diperbolehkan, kualitas air akan terganggu, sehingga tidak bias digunakan untuk berbagai keperluan baik untuk air minum, mandi, mencuci atau keperluan lainnya. Air yang terganggu kualitasnya inidikatakan sebagai air yang tercemar.
Air Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara.
Pengelolaan mutu air adalh upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang diinginsesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya.
Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.
Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan pereaturan perundang-undangan yang berlaku.
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energy, atau komponen yang ada atau harus ada atau unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.





Air yang Tercemar
Sebelum membahas tentang pencemaran air, kita bicarakan telebih dahulu apakah pencemaran lingkungan itu? Menurut UU Republik Indonesia No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu: masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy dan atau komponen lainke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sebagai peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan air yang dapat pula tercemar karena masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bias lagi digunakan sesuai peruntukkanya.
Berdasarkan PP no. 82 tahun 2001 pasal 8 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, klasifikasi dan criteria mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas yaitu :
Kelas 1 : Air yang dapat digunakan untuk bahan baaku air minum atau peruntukkan lainnya mempersyaratkan mutu air yang sama.
Kelas 2 : Air yang dapat digunakan untuk prasarana/ suatu rekreasi air, budidaya ikan air tawar, peternakan, dan pertanian.
Kelas 3 : Air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar, peternakan dan pertanian.
Kelas 4 : Air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman/ pertanian.
Beberapa parameter yang digunakn untuk menentukan kualitas air diantaranya adalah :
1. Suhu
• Variabel lingkungan penting untuk organism akuatik.
• Rentang toleransi serta suhu optimum kultur berbeda untuk setiap jenis/ spesies ikan, hingga stadium pertumbuhan yang berbeda.
• Kisaran optimal suhu (umum) : 28-32° C. Konsum,si oksigen mencapai 2,2 mg/g berat tubuh/jam. Pada suhu rendah (<25°> 9,0 Pertumbuhan ikan terhambat

3. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen / DO)
• Oksigen terlarut adalah suatu hal yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di dalam airtergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kehidupannya.
• Oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari proses fotosintesis oleh fitoplankton maupun tanaman air, serta dari difusi O2 dari atmosfer.
• Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organic, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organic menjadi karbondioksidadan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat.
• Kelarutan oksigen dimedium cair menurun seiring dengan naiknya suhu dan banyaknya mineral yang terlihat di medium tersebut.
• Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh :
• Suhu air
• Tekanan atmosfer
• Kandungan garam-garam terlarut
• Kualitas pakan
• Aktivitas biologi perairan
(Reid & Wood dalam Koestawa, 1989)
• Kebutuhan oksigen pada ikan bergantung :
• Kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu
• Kebutuhan konsumtif : metabolism tubuh ikan
• Fungsi oksigen :
• Peranan dalam proses pembakaran makanan
• Untuk dapat melakukan aktifitas
• Ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan akitivitas ikan, konversi pakan, dan laju pertumbuhan.
• Pada kondisi DO <4> Green Consumerism dan more sustain land use.

Penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya atau memilih pupuk dan pestisida yang mengandung bahan-bahan yang lebih cepat terurai, yang tidak terakumulasi pada rantai makanan, juga dapat megurangi dampak pencemaran air.
Setiap pabrik / kegiatan industri sebaiknya memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), untuk mengolah limbah yang dihasilkannya sebelum dibuang ke lingkungan sekitar. Dengan demikian diharapkan dapat meminimalisasi limbah yang dihasilkan atau mengubahnya menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan.
Mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam kegiatan pertambangan atau menggantinya dengan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan. Atau diharuskan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah pertambangan, sehingga limbah bisa diolah terlebih dahulu menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan, sebelum dibuang keluar daerah pertambangan.